Akhir tahun kemaren, saya sekeluarga bersama para kakak, adik, keponakan, ipar, abi, aghnat dan mamah tercinta berlibur ke Ujung Genteng, di Sukabumi, sekalian ngerayain ponakan yang ulang tahun. Aciik mayan deh dapet liburan gratis coz semuanya dah dibayarin sama si kakak dari mulai makan, transportasi dan penginapan! :))
Saya baru pertama kali ke Ujung Genteng tapi sodara-sodara saya yang lainnya dah 2-3 kali kesana. Duuh ternyata Ujung Genteng itu jauuuh yah!! Siapin hati dan pantat yang super lebar biar tabah dan tahan duduk berjam-jam dijalan!
Sebenernya kalo diliat di Google Maps mah jaraknya dari Bogor cuma 146 km, dan ditempuh cuma 3 jam 15 menit sajaa!! Tapi kenyataannya butuh waktu 7 jam aja gituh buat nyampe ke Ujung Genteng (dengan 4 kali berhenti buat sarapan bubur ayam sama panggilan alam ke toilet, eh sama bolak balik turun ke warung buat beli batrei alkaline, ternyata semua warung yang didatengin gak jual batre) coz jalanan macet, terjal dan berkelok-kelok (pulangnya malah lebih lama lagi karena salah belok dan kena macet di jalan raya sukabumi)! Wuiih lamanyaa! Pantesan namanya Ujung Genteng, karna letaknya di ujung selatan pulau jawa. Menurut cerita, nama Ujung Genteng sendiri berasal dari kata “ujung gunting�, yang berarti sebuah tempat yang berada di sudut atau ujung dari pulau di Jawa Barat, yang berbentuk seperti gunting, sehingga dinamakanlah tempat ini sebagai Ujung Gunting atau biasa dikenal dengan sebutan Ujung Genteng.
Selama di Ujung Genteng saya jalan-jalan ke Amanda Ratu, Pantai Ujung Genteng, Pantai Cibuaya, Curug Cikaso dan Pantai Pangumbahan. Selain itu bisa juga ke Pantai Cipanarikan pantai indah yang tersembunyi, Pantai Tujuh Ombak tempat surfer bercanda dengan ombak, serta melihat pembuatan gula kelapa. Gula kelapa produksi Ujung Genteng merupakan yang terbaik, kata kakak ipar saya pabrik kecap B*ng* memakai gula jawa produksi Ujung Genteng untuk pembuatan kecapnya. Dan menurut saya memang benar sih, rasa gula ujung genteng tuh enak bangetdan bersih, walaupun warnanya tidak teralu coklat (cenderung putih gading)
Amanda Ratu
Tepat waktu Dzuhur, saya sudah sampai di kawasan Amanda Ratu. Amanda ratu merupakan resor di pinggir tebing samudara hindia. Banyak orang bilang Amanda Ratu mirip dengan Tanah Lot di Bali.
Saya cuma sebentar mampir kesini, hanya menunggu waktu check in penginapan Pondok Hexa, yang 2 bulan sebelumnya sudah di booking oleh kakak saya. Awalnya saya pikir kakak saya booking penginapannya di Amanda Ratu ini, eh ternyata cuma numpang ngaso doang!!
Jadi disini cuma leyeh-leyeh sambil foto-foto dan beli es krim aja
Pantai Ujung Genteng
Sebelum ke penginapan, saya mampir dulu ke Pantai Ujung Genteng, karena disinilah tempat pelelangan ikan hasil nelayan diperjualbelikan. Murah-murah banget harganya! Masa lobster hanya dijual 60 ribu sekilo!! Murah banget kaan.. Selain beli lobster, kakak saya juga membeli cumi, ikan bawal, rajungan (huwaaah rajungaan!!), udang sama ikan jambal!. Semua seofood itu akan dimasak di penginapan supaya gak usah makan di restoran. Pemilik penginapan yang akan memasaknya dengan biaya yang cukup murah.
Pantai Kelapa Doyong
Pantai ini terletak di seberang penginapan Pondok Hexa. Pantai yang cukup bersih dan katanya di pantai ini dijadikan tempat syuting film Hafalan Sholat Delisa. Pantai ini ketika pagi hari sangat suruut sekali, hingga hampir 30 meter, dan saya pun dengan riang berlarian diantara karang. Sebaiknya memakai alas kaki jika bermain di pantai ini, selain karna tajamnya karang, juga banyak bulu babi berkeliaran. Pasir di pantai ini berwarna putih dan cukup halus walaupun tidak sehalus di Pantai Pangumbahan, tempat penyu bertelur.
Pantai Cibuaya
Aghnat paling suka ke pantai ini. Pantai ini asik sekali karena di tepi pantai terbentuk seperti "kolam" sehingga kita asik berendam disana sambil sesekali dimainkan ombak. Ketika musim air pasang, pengunjung dilarang berenag dipantai ini karna ombak yang sangat besar. Di pantai ini aghnat asik bermain pasir dan minta dikubur pakai pasir. Pasir di Pantai Cibuaya besar-besar dan putih.
Curug Cikaso
Curug terindah yang pernah saya lihat!!! Sebelum mencapai curug ini, kita bisa naik perahu. Harga sewa perahu Rp.80rb untuk sepuluh penumpang, dan kita di beri jatah waktu 3 jam untuk menikmati keindahan curug cikaso. Kalau tidak ingin naik perahu, silahkan jalan kali
Curug cikaso tuh baguus banget yaah, disana ada 3 buah air terjun yang tingginya mencapai 80 meter. Air terjunnya sungguh deras sekali. Saya asik duduk dibawah air terjun. Nikmat sekali seperti dipijat ribuan tangan pemijat! Sayangnya keindahan Curug Cikaso terganggu dengan banyak nya sampah yang bertebaran juga tempat ganti baju dan toiletnya yang kotor dan gak ada gayung!
Pantai Pangumbahan
Pantai Pangumbahan merupakan pantai penangkaran penyu. Pantai ini berpasir super halus dan lembut sehingga cocok untuk tempat penyu menguburkan telu-telurnya yang rapuh. Untuk kepantai ini, penuh perjuangan, jalur menuju pantai Pangumbahan seperti track offroad, karenan jalannya sempit, penuh lumpur dan genangan air serta lubang mengaga lebar. Jangan coba-coba pakai mobil sedan atau mobil ceper, dijamin tersangkut di lubang lumpur. Pakailah jasa ojek! Cuma 25 ribu rupiah bolak balik untuk jarak sekitar 7 km dari penginapan.
Jika ingin melihat penyu bertelur, datanglah malam hari sekitar jam 8-9. Tapi ketika saya kesana malam hari, dah jam 10 malam belum satupun penyu yang bertelur. Katanya sih, sktr jam 8 malam ada penyu yang bertelur cuma, waktu itu sebelum beres penyunya bertelur ada pengunjung yang memotretnya, sehingga penyu itu ketakutan dan lari kembali kepantai. Penyu ketika bertelur memang sensitif terhadap suara dan cahaya. Sehingga sebelum penyu tersebut selesei bertelur, pengunjung dilarang ribut dan memotret. Saya tidak melihat proses penyu bertelur karna Aghnat sudah keburu tidur. Akhirnya saya cuma melihat foto dan cerita dari kakak saya saja.
Induk Penyu Setelah bertelur! Hati-hati jangan dekat-dekat kalao tidak mau merasakan hujan pasir! :))
Tapi yang paling asik adalah melepas tukik (anak penyu) ke pantai. Anak-anak tukik ini begitu lucu dan menggemaskan. Pengen banget saya bawa pulang ke depok! 🙂 Agnat senenag banget ngelepasin tukik! Dia tereak-terak kegirangan. Saya sampai 2 kali mengikuti acara pelepasan tukik ini..
Setiap hari tepat jam 5 sore ada 500-1000 tukik yang dilepaskan ke laut oleh petugas dibantu para pengunjung. Para pengunjung yang ingin melepas tukik, diminta untuk berbaris rapi di bibir pantai tepat belakang garis yang telah dibuat oleh petugas. Pengunjung dilarang menginjak melewati garis, karena akan tercipta jejak kaki dipasir yang akan menyulitkan tukik untuk berlari ke arah pantai.
Menurut petugas, dari 1000 ekor tukik yang dilepaskan ke pantai, hanya sekitar 10 ekor saja yang dapat hidup hingga dewasa (karena banyaknya predator yang memangsa tukik/penyu baik predator hewan buas maupun manusia) dan kembali ke Pantai Pangumbahan untuk bertelur. Penyu adalah hewan yang setia, dia akan kembali lagi untuk bertelur ke tempat pertama kali dia di lepaskan. Jadi jika ingin melihat kembali tukik yang hari ini dilepaskan, silahkan datang lagi ke pantai Pangumbahan 25-30 tahun lagi! Wuuuih lamanya. Penyu juga bisa hidup selama 100 tahun dan setiap kali bertelur menghasilkan telu 100-200 telur.
Hayooo let’s go ke Ujung Genteng